PERAWATAN DAN PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA
Dalam melakukan perawatan dan pengobatan cedera
olahraga terlebih dahulu mengetahui dan apa yang harus dikerjakan. Terdapat
pendarahan tidak, fruktur tulang (patah tulang) dan sebagainya, atau mungkin
terjadi kerusakan pembuluh darah kecil atau besar (pendarahan dibawah kulit) di
daerah itu. Bila ini terjadi akan ada warna ungu, nyeri dan bengkak.
A. Penanganan
pendarahan
Penanganan cedera dinilai lewat tingkatan cedera
berdasarkan adanya pendarahan lokal.
1. Akut (0-24 jam)
Terjadi cedera antara saat kejadian sampai proses
pendarahan berhenti, biasanya samapai 24 jam. Dalam pertolongan yang benar
dapat mempersingkat periode ini.
2. Sub-Akut (24-48 jam)
Pada saat masa akut telah berakhir, pendarahan telah
berhenti, tetapi bisa berdarah kembali. Bila pertolongan tidak benar dapat
kembali ke tingkat akut dan berdarah kembali.
3. Tingkat lanjut (48 jam sampai
lebih)
Pendarahan telah berhenti, dan kecil kemungkinan
kembali ke tingkat akut, pada saat ini penyembuhan telah mulai. Dengan
pertolongan yang baikmasa ini dapat mempersingkat. Pelatih harus sangat mahir
dalam hal ini agar tahu kapan harus meminta pertolongan dokter.
B. Penanganan
pertama
Pulihnya atlit dan mampu aktif kembali sangat
tergantung dari keputusan yang dibuat saat terjadi cedera, serta pertolongan
yang diberikan. Bila dokter tidak ada, maka terpaksa pelatih harus memutuskan
sendiri, keadaan ini paling banyak berlaku.
Pelatih harus mampu memutuskan apakah atlit terus atau
berhenti, untuk cedera yang berat keputusannya sangat mudah diambil, tetapi
untuk cedera yang ringan keputusannya menjadi sangat sulit. Bila ragu
istirahatkan atlit anda, pelatih sebaiknya mampu melakukan pemeriksaan praktis
fungsional dilapangan.
C. Penanganan
rehabilitasi medik
Pada terjadinya cedera olahraga upaya rehabilitasi
medik yang sering digunakan adalah :
1. Pelayanan spesialistik
rehabilitasi medik
2. Pelayanan fisioterapi
3. Pelayanan alat bantu (ortesa)
4. Pelayananpengganti tubuh
(protesa)
Penanganan rehabilitasi medik harus sesuai dengan
kondisi cedera.
a. Penanganan rehabilitasi medik
pada cedera olahraga akut.
Cedera akut ini terjadi dalam waktu 0-24 jam. Yang
paling penting adalah penangananya. Pertama adalah evaluasi awal tentang
keadaan umum penderita, untuk menentukan apakah ada keadaan yang mengancam
kelangsungan hidupnya. Bila ada tindakan pertama harus berupa
penyelamatan jiwa. Setelah diketahui tidak ada hal yang membahayakan jiwa atau
hal tersebut telah teratasi maka dilanjutkan upaya yang terkenal yaitu RICE :
R – Rest :
diistirahatkan adalah tindakan pertolongan pertama yang esensial penting untuk mencegah kerusakan
jaringan lebih lanjut.
I – Ice : terapi dingin, gunanya mengurangi pendarahan dan
meredakan rasa nyeri.
C – Compression : penekanan atau balut tekan gunanya membantu
mengurangi pembengkakan jaringan dan pendarahan lebih lanjut.
E – Elevations : peninggian daerah cedera gunanya mencegah statis,
mengurangi edema (pembengkakan) dan rasa nyeri.
b. Penanganan rehabilitasi pada
cedera olahraga lanjut
Pada masa ini rehabilitasi tergantung pada problem
yang ada antara lain berupa :
Ø Pemberian
modalitas terapi fisik
Terapi dingin :
Cara pemberian terapi dingin sebagai berikut :
1. Kompress dingin
Teknik : potongan es dimasukkan dalam kantong yang
tidak tembus air lalu kompreskan pada bagian yang cedera.
Lamanya : 20-30 menit dengan interval kira-kira 10
menit.
2. Massage es
Tekniknya dengan menggosok-gosokkan es yang telah
dibungkus dengan lama 5-7 menit, dapat diulang dengan tenggang waktu 10 menit.
3. Pencelupan atau peredaman
Tekniknya yaitu memasukkan tubuh atau bagian tubuh
kedalam bak air dingin yang dicampur dengan es. Lamanya 10-20 menit.
4. Semprot dingin
Tekniknya dengan menyemprotkan kloretil atau
fluorimethane kebagian tubuh yang cedera.
Terapi panas :
Pada umumnya toleransi yang baik pada terapi panas
adalah bila diberikan pada fase subakut dan kronis dari suatu cedera, tetapi
panas juga dapat diberikan pada keadaan akut. Panas yang kita berikan ketubuh
akan masuk atau berpenetrasi kedalamnya. Kedalam penetrasi ini tergantung pada
jenis terapi panas yang diberikan seperti yang terlihat pada tabel di bawah
ini.
Tabel 1 : Pembagian terapi panas menurut kedalaman
penetrasinya.
Penetrasi
|
Macam
|
Contoh
|
Dangkal
(superfisial)
Dalam(Deep)
|
Lembab/Basah
Kering
Diatermi
|
Kompres
kain air panas
“Hydrocollator
pack”
Mandi uap
panas
“Paraffin
wax bath”
Hydrotherapy
Kompres
botol air panas
Kompres
bantal pemanas tenaga listrik
Lampu
merah infra
Diatermi
gelombang pendek
Diatermi
gelombang mikro
Diatermi
suara ultra
|
Secara ringkas efek pemberian panas secara lokal dapat
dilihat pada tabel no 2.
Table 2 : Respon fisiologis terhadap panas
1. Panas
meningkatkan efek vaskulatik jaringan kolagen.
2. Panas
mengurangi dan menghilangkan rasa sakit
3. Panas
mengurangi kekakuan sendi
4. Panas
mengurangi dan menghilangkan spasme otot
5. Panas
meningkatkan sirkulasi darah
6. Panas
membantu resolusi infiltrate radang, edema dan eksudasi
7. Panas
digunakan sebagai bagian dari terapi kanker
|
Terapi air (Hydroterapy)
Pada sebagian kasus pemberian terapi air akan banyak
menolong. Terapi air dipilih karena adanya efek daya apung dan efek
pembersihan. Jenis terapi ini dapat kita berikan dengan memakai bak atau kolam
air. Teknik lain terapi air adalah “contrast bath” yaitu dengan menggunakan dua
buah bejana. Satu buah diisi air hangat suhu 40,5-43,3 C dan satunya lagi diisi
air dingin dengan suhu 10-15 C. anggota gerak yang cedera bergantian masuk ke
bejana secara bergantian dengan jarak waktu.
Perangsangan listrik
Perangsangan listrik mempunyai efek pada otot yang
normal maupun otot yang denervasi. Efek rangsangan listrik pada otot normal
antara lain relaksasi otot spasme, re-edukasi otot, mengurangi spastisitas dan
mencegah terjadinya trombloflebitis. Sedang pada otot denervasi efeknya
meliputi menunda progrese atropi otot, memperbaiki sirkulasi darah dan nutrisi.
Massage
Dengan menggunakan massage yang lembut dan ringan,
kurang lebih satu minggu setelah trauma mungkin akan dapat mengatasi rasa nyeri
tersebut. Dengan syarat diberikan dengan betul dan dengan dasar ilmiah akan
efektif untuk mengurangi bengkak dan kekakuan otot.
Ø Pemberian
terapi latihan
Waktu untuk memulai terapi latihan tergantung pada
macam dan derajat cederanya. Pada cedera otot misalnya terjadi kerusakan atau
robekan serabut otot bagian central memerlukan waktu pemulihan 3 kali lebih
lama dibandingkan dengan robeknya otot bagian perifer. Sedangkan cedera tulang,
persendian (ligament) memerlukan waktu yang lebih lama.
Terapi latihan yang dapat diberikan, berupa :
1. Latihan luas gerak sendi
2. Latihan peregangan
3. Latihan daya tahan
4. Latihan yang spesifik (untuk
masing-masing bagian tubuh)
Ø Pemberian
ortesa (alat Bantu tubuh)
Pada terjadinya cedera olahraga yang akut ortesa
terutama berfungsi untuk mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera, sehingga
membantu mempercepat proses penyembuhan dan melindungi dari cedera ulangan.
Pada fase berikutnya ortesa dapat berfungsi lebih banyak, antara lain : ortesa
leher, dan support pada anggota gerak bawah. Mencegah terjadinya deformitas dan
meningkatkan fungsi anggota gerak yang terganggu.
Ø Pemberian
protesa (pengganti tubuh)
Protesa adalah suatu alat Bantu yang diberikan pada
atlit yang mengalami cedera dan mengalami kehilangan sebagian anggota geraknya.
Fungsi dari alat ini adalah untuk menggantikan bagian tubuh yang hilang akibat
dari cedera tersebut.
The emperor casino, where you can win big!
BalasHapusThe emperor casino, where deccasino you can 제왕카지노 win big! Online Casino Games - The Emperor 바카라 Casino. In the online casino world, people are interested